Cecep Yusuf Avatar

Bahasa Gaul atau Bahasa Baku? Menentukan Gaya Komunikasi di Blog dan YouTube

Halo semuanya!

Saya yakin, di antara kalian pasti ada yang pernah merasa bingung ketika hendak menulis atau berbicara di berbagai platform digital, seperti blog atau YouTube. Apa yang harus kita gunakan, bahasa baku atau bahasa gaul?

Sebagai penulis blog yang biasa menggunakan bahasa baku, saya sering merasa bingung. Haruskah saya tetap menggunakan bahasa baku di blog ini atau mencoba mengubah gaya penulisan saya dengan menggunakan bahasa gaul yang lebih santai dan informal?

Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, mari kita bahas apa yang dimaksud dengan bahasa baku dan bahasa gaul.

Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku. Biasanya digunakan dalam konteks formal dan resmi, seperti dalam tulisan akademik, berita, atau dokumen resmi.

Sementara itu, bahasa gaul adalah variasi bahasa yang lebih santai dan informal, biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari atau di media sosial. Bahasa ini lebih fleksibel dan seringkali mencerminkan tren dan budaya populer saat ini.

Jadi, sebaiknya kita menggunakan bahasa gaul atau baku di blog ini?

Saya percaya bahwa pilihan antara bahasa baku dan bahasa gaul harus didasarkan pada tujuan dan audiens kita. Blog ini selama ini lebih banyak menghadirkan konten yang informatif dan mendalam, ditujukan untuk pembaca yang mencari pengetahuan dan pemahaman yang lebih detil. Oleh karena itu, menggunakan bahasa baku di sini tampaknya lebih sesuai. Bahasa baku memberikan kejelasan dan ketepatan yang sulit dicapai oleh bahasa gaul. Selain itu, bahasa baku juga memberikan kesan profesional dan kredibilitas.

Memahami kegunaan dan batas-batas penggunaan bahasa baku dan bahasa gaul memang penting. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, mari kita lihat contoh kasus berikut.

Bayangkan kita sedang menulis laporan penelitian atau tugas akhir untuk studi kita. Laporan ini akan dibaca oleh dosen, peneliti, atau profesional lainnya yang mengharapkan penulisan yang rapi, jelas, dan profesional. Dalam konteks ini, kita harus menggunakan bahasa baku.

Misalkan kita ingin menjelaskan konsep fisika, seperti hukum gerak Newton. Jika kita menggunakan bahasa gaul, penjelasan tersebut mungkin akan terdengar seperti ini:

“Gan, Newton tuh punya aturan nih. Kalo lo nggak gerakin sesuatu, ya dia bakal tetep di tempat deh. Tapi kalo lo dorong, ya dia bakal gerak sesuai seberapa keras lo dorong. Terakhir, kalo lo dorong sesuatu, pasti sesuatu itu bakal dorong balik lo dengan tenaga yang sama.”

Sementara jika kita menggunakan bahasa baku, penjelasannya akan seperti ini:

“Newton memiliki tiga hukum gerak. Pertama, sebuah objek akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan kecuali jika ada gaya yang bekerja padanya. Kedua, perubahan momentum objek proporsional dengan gaya yang diterimanya. Ketiga, setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.”

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa bahasa gaul cenderung lebih santai dan informal, tetapi mungkin kurang tepat dan kurang jelas. Sementara bahasa baku mungkin terdengar lebih kaku, tetapi memberikan penjelasan yang lebih rinci dan akurat. Dalam situasi akademik atau profesional seperti ini, bahasa baku biasanya lebih disukai daripada bahasa gaul.

Jadi, meskipun bahasa gaul bisa membuat kita terasa lebih akrab dan relatable, ada situasi dan konteks di mana penggunaan bahasa baku lebih tepat dan efektif. Penggunaan bahasa sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dan audiens kita.

Namun, jika kita berbicara tentang YouTube, ceritanya sedikit berbeda.

YouTube adalah platform yang lebih berorientasi pada video dan hiburan. Konten yang ditampilkan di YouTube cenderung lebih santai dan interaktif. Dengan demikian, penggunaan bahasa gaul di YouTube bisa lebih menarik bagi audiens. Bahasa gaul membuat kita terasa lebih akrab dan relatable dengan penonton, menciptakan koneksi yang lebih personal. Selain itu, bahasa gaul juga bisa membantu kita menangkap perhatian penonton yang lebih muda dan mengikuti tren terkini.

Tentu saja, tidak ada aturan yang mutlak tentang ini. Kita bisa saja mencampurkan bahasa baku dan bahasa gaul sesuai dengan situasi dan konteks. Yang terpenting adalah kita bisa menyampaikan pesan kita dengan jelas dan efektif.

Saya harap tulisan ini bisa membantu kalian yang juga merasa bingung memilih antara bahasa baku dan bahasa gaul. Ingatlah selalu, tujuan dan audiens kalian adalah kunci dalam menentukan gaya komunikasi kalian.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *